Jumat, 26 April 2024, WIB
Breaking News

Senin, 10 Agu 2020, 18:08:05 WIB, 7904 View Administrator, Kategori : Inovasi Daerah

Prof. Dr Ir Andi Bahrun MSC Agric

Kepala Balitbang Sultra Sukanto Toding mengatakan, Sultra memiliki potensi perkebunan yang luas yang kaya akan hasil agribisnis. Kakao adalah salah satu contoh yang bisa disebutkan dari beragam hasil perkebunan di Sultra, serta menjadi komoditas strategis.

            Dikatakan, saat ini produksi kakao di Sultra mengalami penurunan. Penyebabnya beragam, mulai dari serangan hama penyakit, usia tanaman sudah tua, mutu kakao yang dihasilkan masih asalan, serta tidak adanya industry dengan bahan baku.

            “Kita melihatnya dengan memetakan persoalan kakao di Sultra. Jadi sistemnya itu hulu dan hilir. Hulu itu seperti pembibitan, produksi, kemudian kelembagaan sampai ke hilir. Ini yang kita coba petakan dan ini bisa menjadi bahan masukan untuk melihat persoalan kakao secara komprehensif,” kata sukanto saat ditemui usia Seminar Nasional Pengembangan Kakao Berbasis Inovasi untuk Mendukung Kemandirian dan Daya Saing Daerah di salah satu hotel di Kendari, Selasa (5/12/2017).

            Lanjutnya, untuk daerah sentra produksi kakao di Sultra masih didominasi oleh Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan. Olehnya itu, pihaknya siap memfasilitasi dan memberikan informasi terhadap daerah yang menjadi produksi kakao untuk terus mendorong penguatan sector perkebunan khususnya kakao.

            “Kita berharap bisa terhimpun ide-ide konsep untuk memvitalisasi lagi peran kakao sebagai komoditas andalan. Karena itu mungkin salah satu strategi yang mau dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi dan peningkatan pemeliharaan melalui pemupukan dan pemangkasan yang baik.

            Ditempat yang sama Ketua DPR Sultra Andi Bahrun mengatakan, untuk pengembangan kakao, pihaknya siap memberi masukan kepada pemerintah daerah berupa pemikiran dalam rangka mencari, memenuhi, merumuskan kebijakan dan arah pembangunan iptek sesuai dengan potensi keunggulan yang dimiliki.

            Menurutnya, kakao sebagai salah satu komoditi unggulan Sultra, perlu mendapat perhatian serius untuk dikembangkan agar memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat, serta mewujudkan tekad Indonesia sebagai produsen kakao terbesar dunia.

            “DPR berkeyakinan dan berpendapat bahwa kini saatnya kakao harus bangkit menjadi ikon daerah dan nasional sebagai mesin ekonomi daerah dan nasional, serta Indonesia akan menjadi penghasil kakao nomor satu di dunia,”ungkapnya.

            Sementara itu, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementrian Pertanian Dudi Gunadi menyatakan, siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Sultra dan pemerintah daerah di Sultra dalam pengembangan komoditas tanaman kakao.

            “2009 dengan gernas kakao. Kita sudah selesaikan hampir 500 ribu hektar untuk melakukan rehabilitasi, peremajaan dan intensifikasi. Dan kita berharap ini sebuah sinergi yang manis antara pemerintahan pusat, pemerintah daerah dan petani untuk menindak lanjuti upaya-upaya ini,” ujarnya .

            Ia juga berharap upaya perbaikan tanaman kakao seperti rehabilitasi, peremajaan dan intensifikasi bisa direspon oleh semua stakeholder, sehingga hasil yang diharapakan untuk memperbaiki kakao di Sultra bisa jauh lebih cepat dan jauh lebih baik.

 

(Ramadhan Hafid/zonasultra.com)  

Penulis : Asriyanti



Balitbang Sultra Gelar Seminar Pengembangan Pangan Lokal Melalui Budidaya Tanaman Sagu
Kamis, 21 Okt 2021, 14:04:22 WIB, Dibaca : 109926 Kali
Balitbang Sultra Gelar FGD Kajian Peran KUR
Rabu, 08 Sep 2021, 19:31:59 WIB, Dibaca : 1749 Kali
Program KEKASI ABG-KU Balitbangda Provinsi Sulawesi Tenggara
Jumat, 22 Jan 2021, 07:12:30 WIB, Dibaca : 9339 Kali

Tuliskan Komentar